4. Kebudayaan Batu
Besar (Megalithikum)
Istilah megalithikum berasal dari
bahasa Yunani, mega berarti besar dan lithos artinya batu.
Jadi, megalithikum artinya batubatu besar. Manusia pra-aksara menggunakan batu
berukuran besar untuk membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat
pemujaan kepada roh-roh nenek moyang.Manusia yang hidup dizaman ini adalah homo
sapiens yang mayoritas adalah proto Melayu. Bangunan didirikan untuk
kepentingan penghormatan dan pemujaan, dengan demikian bangunan megalithikum
berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pra-aksara pada saat
itu. Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa
bangunan megalithikum.
a. Menhir
Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan
untuk upacara penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
b. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua
batu yang ditangkupkan. Peninggalan ini banyak ditemukan di Bali.
c. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji, tempat
penghormatan kepada roh nenek moyang, dan tempat meletakan jenazah. Daerah
penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
d. Peti Kubur Batu
Peti Kubur Batu adalah lempengan batu besar yang
disusun membentuk peti jenazah. Peti kubur batu ditemukan di daerah Kuningan,
Jawa Barat.
e. Waruga
Waruga adalah peti kubur batu berukuruan kecil
berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan
di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
f. Arca
Arca adalah patung terbuat dari batu utuh, ada yang
menyerupai manusia, kepala manusia, dan hewan. Arca banyak ditemukan di
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
g. Punden Berundak
Punden berundak-undak merupakan tempat pemujaan.
Bangunan ini dibuat dengan menyusun batu secara bertingkat, menyerupai candi.
Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar