Minggu, 01 Februari 2015

Mesolithikum

2. Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Zaman Mesolithikum juga di sebut zaman batu tengah atau zaman batu madya, yang di perkirakan berlangsung pada masa Holosen (10.000 tahun yang lalu). Perkembangan kebudayaan pada zaman ini berlangsung lebih cepat dari masa sebelumnya. Hal ini di sebabkan antara lain.
  1. Keadaan alam yang sudah lebih stabil, yang memungkinkan manusia dapat hidup lebih tenang, sehingga dapat mengembangkan kebudayaannya.
  2. Manusia pendukungnya adalah dari jenis Homo sapien, mahluk yang lebih cerdas di bandingkan pendahulunya.
Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua–Melanosoid yang termasuk bagian dari homo sapiens
Ciri zaman Mesolithikum:
  • Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
  • Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih     merupakan alat-alat batu kasar.
  • Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
  • Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
  • Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
  • Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
Peninggalan zaman Mesolithikum

a. Kapak Sumatra (Pebble) 
Bentuk kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam jenis ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara Langsa (Aceh) dan Medan.







b. Kapak Pendek (Hache courte)
Kapak Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.




  

c. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah ini banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera. 




d. Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal.





e. Lukisan di Dinding Gua
Lukisan di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani, Papua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar